Ramadhan adalah momen pembinaan
dan penguatan, baik secara mental dan spiritual. Dan sangat pantas jika kita
melihat Ramadhan juga sebagai bulan penuh prestasi. Bulan yang memberikan
kekuatan berlebih bagi setiap muslim yang menjalaninya secara penuh keikhlasan.
Dari sisi prestasi kolektif umat
Islam, sejarah telah mencatat di dalam Bulan Ramadhan terdapat berbagai
peristiwa penting yang amat bersejarah. Disini, sejarah prestasi tersebut
amatlah panjang, Diantaranya :
1. Perang Badar Kubra terjadi pada 17 di bulan
Ramadhan tahun 2 hijriyah, peperangan pertama antara kaum musyrikin Quraisy
dengan umat Islam.
2. Fathu Makkah terjadi tanggal 21 bulan Ramadhan tahun
ke-8 hijriyah, yaitu jatuhnya Mekkah ke tangan kaum muslim dengan tanpa
pertumpahan darah. Momen ini menandai kemenangan Islam di Jazirah Arab yang
diikuti dengan berduyun-duyunnya suku-suku Arab yang hendak memeluk Islam.
3. Tersebar agama Islam pertama kali di negeri
Yaman terjadi di bulan Ramadhan tahun ke-10 hijriyah.
4. Perang Zallaqah terjadi pada bulan Ramadhan,
tanggal 25 tahun 479 hijriyah.
5. Perang ‘Ain Jalut terjadi pada tanggal 15
Ramadhan tahun 658 hijriyah, perang ini dalam rangka menghancurkan kekuatan
Suku Tartar yang sebelumnya telah meluluh lantakkan Baghdad, dan atas ijin
Allah SWT kaum muslimin mendapatkan kemenangan yang gemilang.
6. Islam masuk ke Spanyol pertama kali pada 28
Ramadhan tahun 92 hijriyah, di tangan Thariq bin Ziyad padahal secara hitungan
jumlah kekuatan, tentara Islam yang dimobilisasi ke Spanyol sangat kecil.
7. Dan proklamasi 17 Agustus Bangsa Indonesia pun
terjadi saat bulan Ramadhan.
8. Peristiwa turunnya al-Qur’an (Nuzulul Qur’an)
Pada bulan
Ramadhan, Nabi Muhammad Saw, dilantik menjadi Nabi dan Rasul Allah ketika
beliau berusia menjelang 41 tahun. Ada
beberapa pendapat sebagian ahli tafsir yang menyatakan, kitab-kitab Allah Swt sebelum
Al-Qur’an pun diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul Allah pada Ramadhan.
Para ahli tafsir mengomentari pula bahwa sejumlah Nabi-nabi besar sebelum
Rasulullah Saw dilantik dan diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan Rasul, juga
pada Ramadhan. Ramadhan adalah bulan turunnya Kitab-kitab suci Allah dan bulan
pelantikan manusia-manusia pilihan untuk menjadi Nabi dan Rasul Allah.
Pada bulan
Ramadhan Allah menciptakan malam yang agung, malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam Al Qadar itu, malaikat Jibril beserta sejumlah malaikat
lainnya turun ke bumi untuk mencurahkan rahmat dan berkah Allah Swt sampai
terbit fajar. Beberapa hadits mengemukakan bahwa lailatul qadar terjadi pada
setiap bulan Ramadhan, dan banyak terjadi pada sepuluh hari terakhir dan pada
malam ganjil. Rasulullah Saw, telah memberi contoh pada sepuluh hari terakhir
itu. Beliau mengkonsentrasikan seluruh aktifitas dan kegiatannya di masjid
dengan gerakan I’tikaf.
Rasulullah SAW
menganjurkan kepada kita semua untuk bersikap gembira ketika kita bertemu
dengan bulan Ramadhan dan kemudian kita mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kesucian dan keagungan kita kepada Allah Swt pada Ramadhan.
Kegiatan yang pokok, tentu saja adalah kegiatan shaum, yaitu yang diperintahkan
Allah SWT. Dalam Al Baqarah: 183. Ayat ini turun di Madinah. Artinya perintah
Shaum itu turun setelah Nabi berada di Madinah. Akan tetapi tradisi shaum sudah
sering dilakukan ketika beliau masih berada di Makkah. Karena shaum adalah
ibadah yang berlaku secara universal, yang telah menjadi syariat para Nabi
sebelum Rasulullah SAW.
Orang yang
beriman dan bersabar tanpa terbebani akan dengan mudah mendapatkan saripati
ibadah shaum Ramadhan sebagaimana target shaum itu sendiri yakni “supaya kalian menjadi orang-orang yang
bertakwa,” kata Allah. Takwalah puncak prestasi keimanan tertinggi,
yang Allah tegaskan bahwa insan paling mulia di sisi-Nya adalah insan yang
bertaqwa.
Taqwa adalah
konsistensi iman dan amal shaleh.
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang
mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal (shaleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang
berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. [Saba’/34:37]
Maka ciri orang yang sukses meraih predikat
taqwa dari ibadah Ramadhan adalah konsistensi ibadahnya di bulan-bulan lain
sama seperti yang dilakukannya di bulan Ramadhan yaitu tetap berkonsisten terhadap iman dan amal shalih.
Shaum Ramadhan
adalah start bukan final, adalah awal bukan akhir dari perjalanan ibadah
sepanjang hayat kita. Maka tidak ada hari kemenangan bagi yang melaksanakan
ibadah Ramadhan dengan biasa-biasa saja, yang asalkan tidak makan dan minum.
Sementara hewan pun jika hanya sekedar itu mampu melakukannya.
Shaum Ramadhan
adalah ibadah yang berfungsi sebagai charger untuk on-nya ibadah di sebelas bulan
berikutnya. Adalah mengerikan, orang berduyun-duyun di akhir Ramadhan merayakan
hari kemenangan, sementara mereka sudah tidak lagi berpuasa. Kembali ke kulit
palsunya yang mereka tahu bahwa itu palsu.
Kemenangan
sebenarnya dari Ramadhan ditentukan oleh sebelas bulan berikutnya. Tarawihnya
di bulan Ramadhan berlanjutkah dalam tahajud di bulan berikutnya, tilawah
Qur’annya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, zakatnya di bulan
Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, dermawan dan pemaafnya di bulan
Ramadhan berlanjutkah atau kembali menjadi bakhil dan pemberang selepas bulan
itu?
Jika hal-hal
di atas tidak terwujud, jangan salahkan jika ibadah kita tidak membawa dampak
positif. Allah sendiri mencela orang shalat sebagai pendusta agama, yang shalat
dalam keadaan lalai. Saat seharusnya shalat membuahkan proteksi atas perbuatan
keji dan mungkar, namun anda, saya dan kita masih menghardik anak yatim dan
tidak memberi makan orang miskin.
Dari uraian di
atas maka ramadhan merupakan bulan prestasi, penghargaannya adalah Taqwa,
realisasinya adalah fitrah, apakah kita harus keluar dari kompetisi ini ?
kompetisi yang bernilai harganya secara duniawi dan ukhrawi, dan ketika kita
berada dalam kompetisi ini apakah kita khusu melaksanakannya secara rukun dan
anjuran Nabi Muhammad Saw ? Mari berkompetisi dengan bermodalkan iman dan sabar
dalam melaksanakan ibadah Ramadhan, semoga kelak kita akan keluar menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Aamiin ,
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
0 Komentar