Seperti diketahui, komik memiliki
banyak arti dan sebutan, yang disesuaikan dengan tempat masing – masing komik
itu berada. Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout
McCloud memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar-gambar serta
lambang lain yang ter jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan
tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estesis dari
pembacaannya. (Asti Mutiara : 2012)
Komik sesungguhnya lebih dari
sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik bukan Cuma bacaan
bagi anak – anak. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang
mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah
dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan
tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih
mudah diserap.
Teks membuatnya lebih dimengerti,
dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Dewasa ini komik
telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai
jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik adalah juga media
komunikasi visual dan lebih dari pada sekedar cerita gambar yang ringan dan
menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat
bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informsi secara efektif dan efisien. Kata
komik berasal dari bahasa Perancis yaitu Comique, sebagai kata sifat artinya
lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut. Komik
yang diterbitkan dalam bentuk buku disebut Comic book, tapi secara umum
seluruhnya disebut komik.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonsia, pengertian komik adalah cerita bergambar ( di majalah, surat kabar,
atau berbentuk buku ) yang umumnya mudah dicerna dan lucu ( Depdiknas, 1998 ). Menurut
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Komik adalah cerita serial bergambar yang
merupakan perpaduan seni gambar dan seni sastra, gambar – gambar dalam komik
umunya dilengkapi dengan Manusia selalu mencari sesuatu yang baru dan untuk itu
mengandalkan kreativitas dalam melakukan rekayasa desain, Kepekaan merancang
sebuah desain lahir dari suatu proses kreatif yang mencari selling point sebuah
produk dan merupakan lokomotif bagi sebuah produk baru.
Dari beberapa pengertian di atas,
dapat saya simpulkan bahwa komik adalah cerita bergambar yang menggungkapkan
karakter dan memerankan suatu rentetan cerita yang dibuat dan dilengkapi dengan
balon-balon kata yang bersifat lucu dan menghibur, biasanya terdapat dalam
majalah, surat kabar, atau dibuat dalam bentuk buku atau lembaran. Dengan sifat komik yang lucu dan menghibur
serta mudah dicerna dan difahami, maka komik akan sangat bermanfaat jika
digunakan sebagai media pembelajaraan bagi seorang guru untuk menyampaikan
berbagai informasi atau gagasan yang terkait dengan bahan ajar kepada peserta
didiknya di kelas.
Seseorang akan belajar secara
maksimal jika berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya.
Dengan demikian, mahasiswa desain komunikasi visual akan dapat belajar secara
maksimal jika yang bersangkutan belajar belajar dengan memanfaatkan materi atau
media yang bersifat visual. Materi atau media yang bersifat visual tersebut
antara lain dapat berbentuk peta (maps), diagram, poster, komik, dan media
belajar berbasis komunikasi visual lainnya.
Komik sebagai media pembelajaran
merupakan salah satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan
mengembangkan kreativitas desain komunikasi visual. Seperti diketahui, gaya
beljar terdiri atas gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar
visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk
menyerap informasi.
Walaupun komik telah menjadi
bahan bacaan yang merata di seluruh dunia dan pengemarnya boleh dikatakan
berada pada semua tingkat usia, tapi jarang sekali orang yang mengetahui kapan
komik untuk pertama kali diciptakan atau kapan mulai adanya komik. Budaya komik
dimulai sejak zaman prasejarah, pada waktu itu orang prasejarah membuat gambar
di gua-gua, termasuk juga huruf mesir kuno. Adapun komik yang dikenal sekaraang
mula-mula berkembang di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 879, komik Amerika
lebih banyak menceritakan tentang super hero, pahlawan antariksa, dan tema
sains fisika. Sedangkan komik Eropa lebih berbentuk petualangan dan humor.
Sedangkan di Indonesia, cerita
gambar dijumpai di candi Prambanan dan Candi Brobudur pada dinding lima
diantara sepuluh tingkat Borubudur terdapat rangkaian ukiran gambar timbul 1300
panel berisi kisah manusia sejak kelahiran sampai kematian. Sedangkan di
Prambanan, pada dinding tiga di antara candi-candi terukir rangkaian gambar
timbul tentang kisah Ramayana dan Kresnayana.
Pada akhir tahun 1960-an,
eksistensi komik semakin mendapat perhatian seperti ditunjukkan dengan
pembuatan film berdasarkan komik Si Buta dari Gua Hantu adalah komik pertama di
Indonesia yang difilimkan. Tahun 1970-an dan berlanjut ke tahun 1980-an
merupakan masa subur bagi pemasaran komik-komik luar Negeri yang diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia. Komik-komik tersebut umumnya berasal adri Amerika
Serikat, beberapa Negara Eropa, serta dari Jepang.
Jika di bawah ke dalam kelas,
komik adalah media pembelajaran. Tugas guru untuk menyediakan suasana yang
menyenangkan selama proses belajar. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik sebagai media
pembelajaran. Mengapa komik ? karena anak-anak menyukai komik terutama peserta
didik pada jenjang SD. Oleh karena itu,
jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan
membawa suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa mendapati
suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total
dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk
melahirkan hasil akhir yang sukses.
Sebenarnya,
komik telah lama digunakan sebagai media pembelajaran. Robert Throndike bekerja
sama dengan DC Comics dan Harold Downes menciptakan buku latihan bahasa yang
menggunakan gambar-gambar superman (Sones,1944). Para pendidik di Amerika juga
menciptakan komik yang mendukung kurikulum pendidikan. Tapi itu tidak
berlangsung lama.orang orang mulai percaya bahwa komik telah berperan dalam
menciptakan kenakalan remaja. Yang lain percaya bahwa komik menghalangi minat
baca, imajinasi, dan menyebabkan iritasi mata (Baharudin, 2015).
Komik
juga dituduh sebagai musuh dari membaca serius, karena asumsi-asumsi negatif
ini, komik tidak lagi ditemukan di ruang pembelajaran. Kondisi ini berlanjut
sampai 1970an. Beberapa tahun kemudian, komik akhirnya mendapat tempat di dunia
Pendidikan. Neil William mengganti buku ESLnya yang masih tradisional dengan
komik Calvin and Hobbes untuk mengajar di American Language Institute Of New
York University (1995). Dan banyak pustakawan yang percaya bahwa komik dapat
mengalihkan perhatian pelajar dari televisi dan video games.
Peranan pokok dari buku komik
dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa.
Penggunaan komik dalam pembelajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar,
sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif.
Komik merupakan suatu bentuk
bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru,
komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Guru harus
membantu para siswa menemukan komik yang baik dan mengasyikkan.
Ayo Kembangkan Komik sebagai
media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca peserta didik dan menjadi
sebuah bahan bacaan yang menyenangkan,
By : mr.AlfiBanda
3 Komentar
Mantul pak
BalasHapusMantap..pa Al
BalasHapusSekedar saran Pk Al. Buat buku peljran bt siswa SD spy kita bisa gunksn but anak d rumh n skolah
BalasHapus