Dikutip Pada laman www.gramedia.com, Pada saat ini, podcast menjadi salah satu trend di Indonesia. Banyak dari content creator hingga influencer membuat sebuah konten dengan berbasis siaran radio atau biasa dikenal dengan istilah podcast. Para penonton merasa tertarik dengan adanya konten tersebut sebab, terdapat sebuah proses diskusi menarik yang disajikan secara santai. Podcast merupakan salah satu media konten yang banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebab terkesan lebih fleksibel dan intens apabila dibandingkan dengan siaran radio pada umumnya.
Istilah podcast pertama kali diajukan oleh seorang jurnalis The Guardian, Ben Hammersley, di tahun 2004. Kata podcast sendiri memiliki arti kepanjangan yakni play on demand dan broadcast. Podcast adalah sebuah hasil rekaman audio yang bisa didengarkan oleh khalayak umum melalui media internet. Beda halnya dengan radio yang wajib dilakukan dan dibawakan secara langsung dalam frekuensi tertentu. Sedangkan, podcast bisa diimplementasikan secara fleksibel atau kapanpun.
Berdasarkan tulisan di atas kali ini penulis akan menceritakan sebuah podcast yang sangat unik penulis lakukan pada tugas membatik level 4 ini. Podcast ini dilakukan di atas kapal dalam sebuah perjalanan. Pasti sahabat sekalian penasaran prosesnya Seperti apa dan hasilnya bagaimana berikut akan penulis jabarkan.
Latar belakang Ide
Pada saat penyampaian action plan oleh peserta pembatik level 4 untuk wilayah Maluku dan Papua Barat penulis sempat mempresentasikan aksi yang akan dilakukan dalam berbagi dan kolaborasi kali ini termasuk di dalamnya adalah podcast. Podcast yang penulis maksudkan dilakukan di studio channel penulis pada hari Minggu tanggal 30 Oktober. Namun pada tanggal tersebut penulis melaksanakan perjalanan dari Kota Ambon ke Pulau Banda. Sebenarnya berbagai kelengkapan podcast berupa mikrofon dan tripod kamera penulis bahwa serta dalam perjalanan ke Banda tujuannya adalah akan melaksanakan podcast nanti di Pulau Banda.
Namun tidak disangka, ketika berada di kapal penulis bertemu dengan salah satu Tokoh pendidikan di Provinsi Maluku, beliau adalah Pak Ode Abdurrahman ketua Ikatan Guru Indonesia Provinsi Maluku. Pertemuan ini penulis manfaatkan untuk didokumentasikan melalui bincang-bincang bebas di atas kapal.
Komunikasi dan koordinasi
Sudah barang tentu sebelum niat ini bisa terwujud, penulis harus meminta izin dulu kepada Pak Ode agar bersedia bersama penulis melaksanakan podcast. Komunikasi ini dibangun ketika suasana kapal dalam perjalanan malam sehingga tidak efektif jika dilakukan pengambilan gambar dan perekaman audio. Kita menunggu sampai pagi hari di saat suasana cerah dan berlatar belakang gunung api Pulau Banda Neira.
Pelaksanaan Podcast
Pada pukul 08.00 WIB kami mulai melakukan perekaman dan pengambilan gambar dengan latar belakang gunung api Pulau Banda yang alami serta suasana laut yang teduh. Diskusi yang kami bangun dalam podcast kali ini adalah terkait dengan pemanfaatan akun belajar id dalam akses pada platform mereka mengajar serta portal rumah belajar. Saya sendiri bertindak sebagai host sambil sharing pengalaman yang telah saya lakukan selama mengikuti pembatik level 4 berupa inovasi-inovasi pembelajaran berbasis TK dalam pemanfaatan portal rumah belajar dan platform Merdeka mengajar.
Setelah itu penulis meminta kepada Pak Ode Abdurrahman untuk berbagi pengalaman beliau terkait tentang pendampingan sekolah penggerak. Kebetulan Beliau sebagai fasilitator sekolah penggerak angkatan 1 Kota Ambon. Berbagi pengalaman ini terkait dengan digitalisasi yang merupakan bagian daripada ekosistem pendidikan di sekolah penggerak. Sejauh mana pemanfaatan portal rumah belajar oleh sekolah-sekolah penggerak yang beliau dampingi dan juga platform Merdeka mengajar. Karena beliau juga sebagai ketua komunitas organisasi profesi guru, penulis meminta kepada beliau agar menceritakan pergerakan yang dibuat oleh IGI Provinsi Maluku dalam menyukseskan program-program pemerintah termasuk di dalamnya pemanfaatan akun belajar ID untuk PMM dan portal rumah belajar.
Perbincangan kami terjadi secara interaktif dan bahkan dinonton oleh banyak orang yang lagi melihat pemandangan alam Pulau Banda saat kapal akan sadar di pelabuhan. Penulis merasa ini adalah sesuatu yang sangat bermakna selama penulis aktif sebagai konten creator di beberapa media sosial.
Konten yang kami buat tidak sekedar mendiskusikan terkait dengan kebutuhan pendidikan saat ini, namun dengan berlatar belakang gunung api Pulau Banda dan suasana laut Maluku menjadi sebuah promosi kearifan lokal yang ada di daerah kami. Kita ketahui bersama bahwa Pulau Banda adalah salah satu destinasi wisata yang ada di provinsi Maluku, di samping itu, di Pulau inilah terdapat beberapa pahlawan yang pernah diasingkan oleh kolonial Belanda pada saat memperjuangkan kemerdekaan.
Bahkan ada satu pulau yang sempat tampil di view podcast kami yaitu pulau Rhun. Konon kabarnya dalam sejarah dijelaskan bahwa Pulau ini direncanakan ingin ditukar dengan pulau Manhattan di Amerika Serikat pada saat penjajahan. Sehingga penulis menyatakan bahwa ini adalah konten yang sangat menarik selama penulis menjadi konten kreator.
Pelajaran yang dapat diambil
"Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru". Berikut adalah Vlog video Podcast penulis di atas lautan :
0 Komentar