Optimalisasi Hasil asesmen Untuk Umpan balik Pembelajaran

Umpan balik pembelajaran adalah informasi yang diberikan kepada murid untuk membantunya belajar dan berkembang. Umpan balik dapat disampaikan oleh guru, teman sebaya, atau bahkan oleh murid itu sendiri.  Umpan balik yang efektif haruslah bersifat konstruktif dan fokus pada kemajuan belajar murid. Umpan balik yang konstruktif tidak hanya menyoroti kesalahan, tetapi juga memberikan informasi yang bermanfaat untuk perbaikan. Umpan balik yang efektif juga harus bersifat positif dan memotivasi murid untuk terus belajar.

 Umpan balik dapat diberikan secara lisan maupun tulisan. Umpan balik lisan biasanya diberikan secara langsung oleh guru atau teman sebaya. Umpan balik tulisan dapat diberikan melalui catatan, pesan, atau platform digital lainnya. Umpan balik yang efektif harus diberikan secara tepat waktu. Murid perlu segera menerima umpan balik agar dapat menggunakannya untuk memperbaiki pekerjaannya. Umpan balik yang diberikan terlalu lama setelah pekerjaan selesai tidak akan lagi bermanfaat bagi murid. Umpan balik harus bersifat pribadi. Umpan balik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan murid. Umpan balik yang terlalu umum tidak akan memberikan informasi yang berarti bagi murid.

 Umpan balik pembelajaran  memberikan informasi yang diberikan kepada murid untuk membantunya belajar dan berkembang. Umpan balik dapat disampaikan oleh guru, teman sebaya, atau bahkan oleh murid itu sendiri. Umpan balik pembelajaran yang efektif dapat memberikan banyak manfaat bagi murid, antara lain :

1.      Meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Umpan balik yang efektif dapat membantu murid untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Umpan balik dapat menunjukkan kepada murid apa yang telah mereka pahami dengan benar, dan apa yang masih perlu mereka pelajari.

2.      Mengembangkan keterampilan. Umpan balik yang efektif dapat membantu murid untuk mengembangkan keterampilan mereka. Umpan balik dapat menunjukkan kepada murid area mana yang perlu mereka tingkatkan, dan bagaimana mereka dapat melakukannya.

3.      Meningkatkan motivasi. Umpan balik yang efektif dapat meningkatkan motivasi murid untuk belajar. Umpan balik dapat menunjukkan kepada murid bahwa mereka telah membuat kemajuan, dan bahwa mereka mampu untuk mencapai tujuan mereka.

4.      Menjadi pembelajar yang mandiri. Umpan balik yang efektif dapat membantu murid untuk menjadi pembelajar yang mandiri. Umpan balik dapat mengajari murid untuk menilai pekerjaan mereka sendiri, dan untuk mengidentifikasi area mana yang perlu mereka tingkatkan.

Seperti yang sudah disampaikan dalam tulisan saya di seri 5, merencanakan tindak lanjut assessment pada pembelajaran paradigma baru ini, penilaian atau assessment menerapkan paradigma Groot mindset atau pola pikir bertumbuh, pola pikir yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu dampak dari penerapan paradigma tersebut adalah penekanan akan pentingnya umpan balik terhadap pencapaian tujuan belajar murid. Umpan balik yang tepat akan berpengaruh pada motivasi belajar murid. Pemberian umpan balik dilakukan untuk membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir. Lantas, bagaimana cara melakukan umpan balik yang tepat di pembelajaran kita ?

Sederhanaya umpan balik adalah komentar atau respon terhadap hasil karya dan proses belajar murid yang relevan dengan teknik penilaian formatif yang diberikan. Umpan balik menggambarkan apa saja yang sudah dicapai dan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh murid dengan lebih baik dalam mencapai kompetensi yang dimaksud. Selain itu, umpan balik juga berisi tentang strategi apa saja yang dapat diterapkan oleh murid untuk membantu meningkatkan hasil belajar yang telah ditargetkan. Umpan balik sangat diperlukan baik bagi murid maupun guru untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Umpan balik juga dapat dilakukan antar murid atau peer feedback.  Peer feedback adalah umpan balik atau evaluasi yang diberikan oleh rekan sebaya atau teman sekelas dalam konteks pembelajaran atau kerja sama. Dalam konteks pembelajaran, peer feedback biasanya merujuk pada proses di mana siswa memberikan ulasan, komentar, atau evaluasi terhadap karya atau prestasi akademik teman sekelas mereka. Tujuannya adalah untuk membantu teman sekelas dalam meningkatkan kualitas pekerjaan mereka, memahami kekuatan dan kelemahan, serta memberikan saran konstruktif.

Peer feedback sering digunakan sebagai alat evaluasi formatif, yang berarti bahwa fokusnya adalah untuk membantu pembelajaran dan pengembangan, bukan untuk memberi nilai. Dengan memberikan umpan balik satu sama lain, siswa dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Selain dalam pembelajaran, konsep peer feedback juga dapat diterapkan dalam lingkungan kerja komunitas guru di mana rekan kerja guru memberikan ulasan dan umpan balik satu sama lain untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian tujuan bersama.

Guru dapat memberikan umpan balik baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan kondisi yang ada. Guru didorong untuk melakukan umpan balik secara interaktif dengan murid. Umpan balik baik secara verbal maupun nonverbal adalah cara untuk menyampaikan pesan atau evaluasi kepada seseorang tentang kinerja atau tindakan mereka. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keduanya:

 

1.      Umpan Balik Verbal :

·        Verbal Positif: Ini melibatkan penggunaan kata-kata yang memberikan pujian atau pengakuan positif terhadap tindakan atau hasil seseorang. Contohnya, "Kerjaanmu sangat baik. Saya sangat menghargainya."

·        Verbal Konstruktif: Ini melibatkan memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk membantu orang tersebut meningkatkan kinerja mereka. Contohnya, "Mungkin kamu bisa mencoba pendekatan ini untuk masalah ini. Itu bisa membantu."

·        Verbal Negatif: Ini melibatkan memberikan kritik atau umpan balik yang menyoroti kelemahan atau masalah dalam kinerja seseorang. Penting untuk memberikan kritik ini dengan sopan dan membantu orang tersebut memahami cara untuk memperbaiki diri mereka.

 

2.      Umpan Balik Nonverbal :

 

·        Ekspresi Wajah : Ekspresi wajah, seperti senyum atau wajah marah, dapat menyampaikan perasaan dan evaluasi tanpa kata-kata.

·        Bahasa Tubuh : Gerakan tubuh, seperti mengangguk atau menggeleng, bisa mengkomunikasikan persetujuan atau ketidaksetujuan.

·        Kontak Mata : Menjaga atau menghindari kontak mata bisa mengindikasikan tingkat perhatian atau ketertarikan terhadap apa yang disampaikan.

·        Bahasa Isyarat : Tindakan fisik seperti melambaikan tangan atau mengangkat jempol bisa digunakan untuk memberikan umpan balik positif.

 

Ketika memberikan umpan balik baik secara verbal maupun nonverbal, penting untuk memperhatikan konteks dan situasi. Umpan balik harus jujur, konstruktif, dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, memastikan umpan balik diberikan dengan cara yang menghormati perasaan dan martabat individu yang menerimanya sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan produktif.

Guru juga dapat memberikan umpan balik dengan cara mencontohkan jika murid memerlukan contoh bagaimana melakukan sesuatu. Umpan balik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau setelah murid selesai mengerjakan tugas. Saat seorang murid mengalami kesulitan atau kebingungan dalam memahami suatu konsep atau tugas yang diajarkan, guru dapat memberikan umpan balik dengan cara yang sangat konkret, yaitu dengan melakukan contoh langsung atau demonstrasi. Ini berarti bahwa guru akan secara aktif menunjukkan kepada murid bagaimana suatu tugas atau aktivitas seharusnya dilakukan.

Cara ini sangat efektif ketika murid memerlukan panduan yang lebih visual atau praktis untuk memahami konsep atau tugas tertentu. Dengan melakukan contoh langsung, guru memberikan model yang jelas tentang apa yang diharapkan dari murid. Berikut beberapa poin penting terkait dengan metode ini :

 

1.      Meminimalkan Ambiguitas : Contoh langsung menghilangkan ambiguitas atau ketidakjelasan yang mungkin dimiliki oleh murid tentang tugas atau konsep tertentu. Melalui demonstrasi, murid dapat melihat langkah-langkah yang harus diikuti dengan jelas.

2.      Visualisasi: Pengajaran dengan contoh konkret membantu murid untuk memvisualisasikan apa yang harus mereka lakukan. Ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana tugas tersebut harus dikerjakan.

3.      Pemodelan Perilaku Positif: Guru juga dapat menggunakan metode ini untuk memodelkan perilaku positif atau teknik tertentu yang harus diterapkan oleh murid. Ini membantu murid melihat bagaimana hal-hal seharusnya dilakukan dengan benar.

4.      Interaksi Langsung: Guru dan murid dapat berinteraksi secara langsung selama demonstrasi ini, yang memungkinkan murid untuk mengajukan pertanyaan dan meminta klarifikasi jika diperlukan.

5.      Bimbingan Individual: Dalam beberapa kasus, guru dapat memberikan demonstrasi secara individual kepada murid yang memerlukan bantuan ekstra. Ini memungkinkan personalisasi umpan balik sesuai dengan kebutuhan spesifik murid.

6.      Meminimalisir Ketidakpercayaan Diri: Melalui contoh langsung, guru dapat membantu murid mengatasi ketidakpercayaan diri mereka dalam menyelesaikan tugas atau memahami materi. Murid dapat melihat bahwa tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

7.      Dengan memberikan umpan balik melalui contoh langsung, guru membantu memastikan bahwa murid memiliki contoh nyata dan konkret untuk mengikuti. Hal ini dapat mempercepat pemahaman dan kemampuan murid dalam menghadapi tugas atau konsep yang sebelumnya mereka anggap sulit.

 

Selanjutnya, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan umpan balik adalah:

 

1.      Fokus: Umpan balik harus fokus pada isi yang relevan dengan kriteria tugas, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran.

2.      Bermakna: Umpan balik tidak sebatas berupa angka atau nilai, tetapi juga deskripsi terkait pencapaian murid dan motivasi terkait.

3.      Apa yang perlu ditingkatkan: Jadikan respon murid terhadap umpan balik sebagai indikator mengenai ketepatan umpan balik yang diberikan.

Dalam memberikan umpan balik, sesuaikan sapaan dan kalimat yang digunakan dengan kondisi dan situasi murid, lingkungan sekolah, dan feedback yang dibutuhkan. Umpan balik pun tidak harus selalu diberikan oleh guru, melainkan juga dapat diberikan oleh teman sebaya atau self-feedback. Dengan begitu, murid dapat belajar mengelola umpan balik dari orang dewasa dan juga teman-temannya. Penilaian diri dapat mendorong murid menjadi pembelajar mandiri atau otonom. Untuk melakukan umpan balik antar teman atau penilaian diri, guru perlu menyiapkan daftar checklist atau panduan untuk membantu murid. Pastikan panduan memuat dengan jelas aspek-aspek yang perlu diberikan umpan balik.

 

Hasil umpan balik dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran yang berkelanjutan. Hasil umpan balik adalah alat yang kuat dalam pengembangan pembelajaran yang berkelanjutan karena memungkinkan guru untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan perkembangan murid serta terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Dengan memanfaatkan umpan balik dengan bijak, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna bagi murid mereka. Untuk mengembangkan pembelajaran yang berkelanjutan maka kita perlu :

 

1.      Evaluasi Kinerja: Umpan balik adalah alat penting yang digunakan oleh guru untuk mengukur sejauh mana murid telah mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan menerima umpan balik dari berbagai sumber, termasuk tes, tugas, interaksi kelas, dan lainnya, guru dapat mengidentifikasi area di mana murid mungkin memerlukan bantuan lebih lanjut atau perubahan dalam metode pengajaran.

2.      Perbaikan Proses Pembelajaran: Guru dapat menggunakan umpan balik untuk menilai efektivitas metode pengajaran mereka. Jika hasil umpan balik menunjukkan bahwa sejumlah besar murid kesulitan memahami materi tertentu, guru dapat mengevaluasi ulang cara mereka menyampaikan materi tersebut. Ini dapat melibatkan penggunaan strategi pengajaran yang berbeda, pemilihan sumber daya yang lebih sesuai, atau penyesuaian rencana pelajaran.

3.      Penyesuaian Kurikulum: Hasil umpan balik dapat membantu guru menentukan perubahan yang mungkin diperlukan dalam kurikulum mereka. Jika sebagian besar murid mengalami kesulitan dengan topik tertentu, guru dapat mempertimbangkan untuk menyelidiki atau menambahkan materi yang lebih relevan atau menghilangkan konsep yang kurang bermanfaat.

4.      Dukungan Individual: Umpan balik juga memungkinkan guru untuk memberikan dukungan individual kepada murid yang memerlukan bantuan tambahan. Dengan memahami di mana murid mengalami kesulitan, guru dapat menawarkan bimbingan khusus, sumber daya tambahan, atau tugas remedial.

5.      Pengembangan Profesional Guru: Guru dapat menggunakan umpan balik untuk mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkatkan keterampilan atau pengetahuan mereka. Ini dapat memotivasi guru untuk mencari pelatihan atau sumber daya tambahan yang relevan untuk meningkatkan pengajaran mereka.

6.      Meningkatkan Motivasi Belajar Murid: Dengan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, guru dapat memotivasi murid untuk terus berusaha memperbaiki hasil mereka. Ini menciptakan lingkungan di mana murid merasa didukung dan terdorong untuk belajar.


Mr. Alfi Banda

 

Posting Komentar

0 Komentar