POLA PIKIR BERTUMBUH DALAM ASESMEN DAN PEMBELAJARAN

POLA PIKIR BERTUMBUH DALAM PEMBELAJARAN


Pola pikir bertumbuh (growth mindset) adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Pola pikir bertumbuh berbeda dengan pola pikir tetap (fixed mindset), yang beranggapan bahwa kecerdasan dan bakat merupakan bawaan lahir dan tidak dapat berubah. Pola pikir bertumbuh didasarkan pada asumsi bahwa kecerdasan dan bakat bukanlah hal yang statis, melainkan dapat berkembang melalui aktivitas yang berkelanjutan. Hal ini berarti, seseorang dapat meningkatkan kecerdasan dan bakatnya dengan belajar, berlatih, dan berusaha keras.

Berbeda dengan pandangan pola pikir tetap, yang beranggapan bahwa kecerdasan dan bakat merupakan bawaan lahir dan tidak dapat berubah. Seseorang yang memiliki pola pikir tetap akan percaya bahwa mereka tidak dapat mengubah kecerdasan dan bakatnya, meskipun mereka belajar dan berlatih. Pleh sebabnya pola pikir bertumbuh memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, pola pikir bertumbuh dapat meningkatkan motivasi belajar, rasa percaya diri, dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan. Bagi masyarakat, pola pikir bertumbuh dapat mendorong inovasi dan kreativitas.

Dalam pembelajaran, murid yang memiliki pola pikir bertumbuh akan termotivasi untuk belajar karena mereka percaya bahwa mereka dapat berkembang. Mereka akan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai ancaman. Murid yang memiliki pola pikir bertumbuh akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi karena mereka percaya bahwa mereka dapat mencapai tujuannya. Mereka tidak akan takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.

Murid yang memiliki pola pikir bertumbuh akan belajar dari kesalahan mereka dan menggunakan kesalahan tersebut sebagai kesempatan untuk berkembang. Mereka tidak akan menyerah ketika menghadapi kesulitan. Pola pikir bertumbuh dapat mendorong inovasi dan kreativitas. Murid yang memiliki pola pikir bertumbuh akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru.

Pola pikir bertumbuh atau growth mindset memandang bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Penerapan pola pikir bertumbuh dalam perencanaan tindak lanjut assessment diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting daripada sekadar hasil akhir.


POLA PIKIR BERTUMBUH DALAM ASESMEN

Asesmen tidak hanya sekadar mencari tahu hasil belajar, tetapi juga untuk tindak lanjut perbaikan dan refleksi. Asesmen adalah proses penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar. Hasil asesmen dapat digunakan untuk mengetahui apakah murid telah mencapai tujuan pembelajaran. Namun, hasil asesmen tidak hanya sekadar untuk mengetahui hasil belajar, tetapi juga untuk memperbaiki proses pembelajaran dan refleksi diri.

Refleksi diri adalah proses berpikir dan menganalisis diri sendiri untuk memahami apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu dipelajari, dan bagaimana cara memperbaiki diri. Asesmen dapat membantu murid untuk melakukan refleksi diri dengan memberikan umpan balik yang positif dan membangun. Umpan balik yang positif dan membangun dapat membantu murid untuk memahami kekuatan dan kelemahannya, serta untuk mengembangkan potensinya.

Sedangkan tindak lanjut perbaikan merupakan suatu proses memperbaiki pembelajaran berdasarkan hasil asesmen. Tindak lanjut perbaikan dapat dilakukan oleh guru, murid, atau orang tua. Guru dapat memperbaiki metode pembelajarannya agar lebih efektif, murid dapat belajar lebih giat, dan orang tua dapat memberikan dukungan kepada anak. Dengan demikian, asesmen tidak hanya sekadar untuk mengetahui hasil belajar, tetapi juga untuk memperbaiki proses pembelajaran dan refleksi diri. Asesmen yang efektif dapat membantu murid untuk belajar lebih efektif dan mencapai potensinya.

Pola pikir bertumbuh dan asesmen memiliki keterkaitan yang erat. Pola pikir bertumbuh adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan, sedangkan asesmen adalah proses penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar. Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen dapat membantu murid untuk memahami proses belajarnya, meningkatkan motivasi belajarnya, dan mengembangkan potensinya.


Berikut adalah tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pola pikir bertumbuh dalam perencanaan tindak lanjut assessment:

  1. Kesalahan dalam belajar itu wajar.
  2. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
  3. Ekspektasi guru yang positif tentang kemampuan murid akan sangat mempengaruhi performa murid.
  4. Setiap anak unik dan memiliki cara-cara khusus untuk belajar sesuai dengan bakat atau kecerdasan bawaan yang dimiliki.
  5. Pengkondisian lingkungan belajar baik fisik maupun psikis di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
  6. Melatih dan membiasakan murid untuk melakukan asesmen diri, asesmen antar teman, asesmen refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
  7. Apresiasi atau pesan atau umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar murid.

Asesmen dengan pola pikir bertumbuh adalah proses penilaian yang berfokus pada proses belajar murid, bukan hanya pada hasil akhir. Asesmen ini bertujuan untuk membantu murid untuk memahami kekuatan dan kelemahannya, serta untuk mengembangkan potensinya.

Asesmen dengan pola pikir bertumbuh memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

  1. Berfokus pada proses belajar, bukan hanya pada hasil akhir. Asesmen ini tidak hanya mengukur hasil belajar murid, tetapi juga untuk memahami proses belajar murid.
  2. Membantu murid untuk memahami kekuatan dan kelemahannya. Asesmen ini membantu murid untuk mengetahui apa yang mereka kuasai dan apa yang masih perlu mereka pelajari.
  3. Mendorong murid untuk mengembangkan potensinya. Asesmen ini membantu murid untuk mengembangkan kemampuannya dengan memberikan umpan balik yang positif dan membangun.
  4. Berikut adalah beberapa contoh penerapan asesmen dengan pola pikir bertumbuh:
  5. Guru memberikan umpan balik yang positif dan membangun kepada murid terkait kesalahannya. Umpan balik yang positif dan membangun dapat membantu murid untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan motivasi belajarnya.
  6. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk merefleksikan proses belajarnya. Dengan merefleksikan proses belajarnya, murid dapat memahami kekuatan dan kelemahannya, serta untuk mengembangkan potensinya.
  7. Guru menggunakan metode pembelajaran yang beragam. Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang beragam agar dapat memenuhi kebutuhan belajar semua murid.
  8. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara mandiri. Dengan belajar secara mandiri, murid akan lebih bertanggung jawab atas pembelajarannya.
  9. Asesmen dengan pola pikir bertumbuh dapat membantu murid untuk mengembangkan pola pikir bertumbuh. Dengan memahami bahwa hasil belajarnya dapat ditingkatkan dengan belajar dan berlatih, murid akan termotivasi untuk belajar lebih keras dan terus berkembang.

Posting Komentar

0 Komentar