Sebagai pendidik yang berinteraksi dengan murid dan orang dewasa di lingkungan sekolah, guru tentu harus matang dalam mengelola sosial emosionalnya. Mempelajari Kompetensi Sosial Emosional membuat guru dapat mengeksplorasi berbagai pengalaman yang dapat mengembangkan aspek sosial dan emosional murid. Melalui fase merdeka belajar, guru dapat terlibat dalam pengalaman belajar yang dilandasi sikap terbuka, rasa ingin tahu dan semangat bertumbuh, yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif. Untuk dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal, peran guru sangatlah penting. Sebelum guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya.
Pembelajaran
sosial emosional ini
diawali dengan kesadaran
penuh bahwa tidaklah
cukup apabila murid hanya
mengembangkan kemampuan akademiknya
saja. Murid juga
perlu mengembangkan aspek sosial
dan emosionalnya. Berbagai
hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi sosial emosional berperan
penting dalam keberhasilan akademik
maupun kehidupan seseorang.
Karena kompetensi sosial emosional
memiliki dua peran
penting bagi murid. Pertama, peran
substansial yang berkaitan
dengan bagaimana membuat anak dan
kehidupannya menjadi lebih manusiawi.
Kedua, peran fungsional yang berkaitan dengan bagaimana menggunakan
kecerdasan emosional dalam kehidupan seharihari.
Menurut Dodge Colker
pada masa murid awal perkembangan sosial
emosional hanya seputar proses sosialisasi. Dimana anak belajar mengenai nilai-nilai dan perilaku yang diterimanya
dari masyarakat atau lingkungan dimana dia berada. Pada masa
ini, terdapat tiga
tujuan perkembangan sosial
emosional. Pertama, mencapai pemahaman diri (sense
of self) dan
berhubungan dengan orang lain.
Kedua, bertanggungjawab atas diri
sendiri yang meliputi
kemampuan mengikuti aturan
dan rutinitas, menghargai oranglain,
dan mengambil inisiatif.
Ketiga, menampilkan perilaku sosial seperti empati, berbagi, dan
mengantri dengan tertib.
Dengan
demikian kompetensi sosial
emosional erat kaitannya
dengan interaksi, baik
dengan sesama atau benda-benda
lainnya. Jika interaksinya
tidak baik, maka
pertumbuhan dan perkembangan murid menjadi
tidak optimal. Namun
kebanyakan orang tua kurang memerhatikan hal tersebut pada
anak padahal perkembangan sosial emosional setiap anak berbeda.
Dalam hal ini peran pendidik sangat diperlukan untuk memahami perkembangan sosial emosional
pada anak agar
mereka dapat mengembangkan
kemampuannya dengan baik.
Penjelasan
tersebut jika kita kaitkan dengan materi-materi ada modul sebelumnya maka
perkembangan sosial emosional anak juga beragam, ini menjadi perhatian guru
dalam menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi dan berpusat pada murid.
Murid hadir di kelas dengan berbagai situasi yang berbeda-beda yang dibawahnya
dari rumah, begitu pula guru yang selalu sibuk dengan pekerjaan sekolah.
Kondisi-kondisi seperti akan kurang efektif jika guru tidak menguasai emosi
dirinya sebelum dia mengelola emosi muridnya. Sebab pembelajaran Sosial
dan Emosional adalah
pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan murid dan orang dewasa
di sekolah memperoleh
dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran
Sosial Emosional mencoba untuk memberikan
keseimbangan pada individu
dan mengembangkan kompetensi personal
yang dibutuhkan untuk
dapat menjadi sukses. Bagaimana
kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga
anak-anak dapat belajar
menempatkan diri secara
efektif dalam konteks lingkungan dan dunia. Pandangan kuno
menyatakan bahwa pengetahuan
adalah informasi yang
dapat ditransfer ke otak
seperti jenis perlengkapan
mesin mekanis. Yang benar
adalah, pengetahuan bersifat konstruktif; yang benar adalah semua proses pembelajaran bersifat relasional;
yang benar adalah
emosi menarik perhatian,
dan perhatian mendorong
terjadinya proses belajar.
Kita dapat
merancang bagaimana sekolah dan ruangan kelasnya, bagaimana waktu belajar,
ruang-ruangan yang ada di sekolah, hubungan dengan komunitas sekolah dan keluarga
dan yang lainnya
sebagai tempat pertukaran
pengetahuan, pengetahuan
tentang dunia; pengetahuan
tentang diri sendiri
dan pengetahuan tentang orang
lain yang berinteraksi dengan kita. Pengalaman -pengalaman tersebut membantu
membentuk bagaimana siswa memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan
demikian kita berbicara tentang anak secara utuh.Apakah anak
kita memiliki kesadaran
diri, apakah mereka
memiliki pemahaman kesadaran sosial,
apakah mereka mampu
mengambil keputusan yang
baik dan bertanggung jawab. Baru
setelah itu, kita membahas mengenai konteks akademis dan semua
keterampilan-keterampilan
penting yang kita
butuhkan untuk dapat berhasil dalam hidup. Anak belajar saat
hati mereka terbuka, terhubung dengan lingkungan sekitar serta adanya tujuan. Belajar
adalah keajaiban. Melalui pembelajaran sosial-emosional, kita menciptakan kondisi
yang mengizinkan semua anak mengakses keajaiban tersebut.
Pembelajaran sosial dan
emosional bertujuan untuk
1.
memberikan
pemahaman, penghayatan dan kemampuan
untuk mengelola emosi.
2.
menetapkan
dan mencapai tujuan positif
3.
merasakan
dan menunjukkan empati
kepada orang lain
4.
membangun dan
mempertahankan hubungan yang
positif serta
5.
membuat
keputusan yang bertanggung jawab.
Dalam
pelaksanaannya Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang
lingkup:
Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle time), kegiatan membaca setelah jam makan siang Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll. Protokol: menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan, mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
- Sedangkan 5 Kompetensi Sosial Emosional adalah
- Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi ------- artikel klik DISINI
- Pengelolaan Diri - Mengelola Emosi dan Fokus ------- artikel klik DISINI
- Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati ------- artikel klik DISINI
- Keterampilan Berhubungan Sosial - Daya Lenting (Resiliensi)------- artikel klik DISINI
- Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab ------- artikel klik DISIN
0 Komentar